Jakarta| 8 Mentari News – Harian Kompas menggelar Kompas Travel Fair (KTF) 2022 pada 9-11 September di Plenary Hall dan area lobi utama Jakarta Convention Center (JCC). Seiring pemulihan industri pariwisata, KTF 2022 mengusung tagline “(Re)Start Your Journey” untuk mendorong masyarakat agar mulai berwisata kembali Bank Mandiri menjadi partner penyelenggaraan KTF 2022.
Beragam pelaku industri pariwisata hadir di KTF 2022, termasuk desa wisata. Berbagai promo menarik untuk kebutuhan berwisata ditawarkan pada KTF 2022.
Setelah dua tahun pandemi, industri pariwisata kini bergeliat kembali. Laporan Barometer Pariwisata Dunia yang dirilis Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO) pada 1 Agustus 2022 memperlihatkan signifikannya rebound pariwisata internasional dengan hampir 250 juta kedatangan internasional pada lima bulan pertama di tahun 2022.
Tentunya melonjak dibandingkan dengan Januari-Mei 2021 yang sebanyak 77 juta kedatangan.
Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada Januari-Mei 2022 melalui pintu masuk utama mencapai 397,77 ribu kunjungan. Angka ini naik 616,4 persen dibandingkan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2021.
Di Indonesia, tren kembalinya gairah untuk berwisata juga tampak dari peningkatan jumlah penumpang angkutan di berbagai moda, salah satunya angkutan udara. Data BPS menyebutkan, jumlah penumpang angkutan udara domestik yang berangkat pada Mei 2022 mencapai 5,3 juta orang, naik sekitar 40 persen dibandingkan April 2022. Sementara itu, jumlah penumpang tujuan luar negeri (internasional) pada periode yang sama naik sekitar 61 persen menjadi hampir 473 ribu orang.
Bersamaan dengan meningkatnya gelombang antusiasme untuk berwisata, harian Kompas kali ini bersama Bank Mandiri kembali menghadirkan Kompas Travel Fair (KTF) yang akan digelar pada 9-11 September 2022 di Plenary Hall dan area lobi utama Jakarta Convention Center (JCC). Ini adalah kali kesembilan penyelenggaraan KTF sejak diselenggarakan pertama pada 2011.
“Dukungan untuk pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia sangat diperlukan, terlebih pada momen pascapandemi seperti ini. Kami ingin mengambil bagian dalam pemulihan pariwisata dan ekonomi ini dengan menyelenggarakan Kompas Travel Fair 2022. Kali ini kami hadir dengan tagline (Re)Start Your Journey, yang membawa semangat untuk mengajak orang kembali berwisata,” ujar Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo.
KTF 2022 mengusung tagline “(Re)Start Your Journey” untuk menggelorakan semangat
masyarakat untuk kembali berwisata. Selama dua tahun, pergerakan kita terbatas karena
pandemi dan rencana-rencana untuk berwisata jadi tertunda. Sekarang, seiring adanya kebijakan relaksasi untuk bepergian dan diterapkannya protokol CHSE (cleanliness, health, safety, and environment sustainability) di berbagai destinasi, perjalanan untuk berwisata dapat dimulai kembali.
“(Re)Start Your Journey” juga menggambarkan kemungkinan untuk menjajaki cara baru berwisata pada era pandemi dan setelah pandemi. Pandemi membuat banyak orang beralih dari wisata massal ke wisata privat atau yang lebih kecil lingkupnya. Wisata alam atau destinasi dengan banyak ruang terbuka juga kian menjadi pilihan. Selain itu, kini wisatawan juga mempertimbangkan standar CHSE suatu destinasi.
Sebanyak 76 ekshibitor, antara lain dari agen perjalanan, agen perjalanan untuk wisata halal, maskapai, dan perlengkapan perjalanan menawarkan produk dengan harga terbaiknya di KTF 2022
Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo mengatakan, target
pengunjung pameran ini sebanyak 10 ribu orang dalam tiga hari, dengan target transaksi Rp 70 miliar.
Hadirnya Paviliun Desa Wisata yang istimewa, bekerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT), KTF 2022 juga menghadirkan paviliun desa wisata.
Harian Kompas melihat, desa wisata menjadi peluang baru destinasi unggulan yang dapat
memberikan pengalaman berwisata mendalam bagi pelancong.
“Tahun ini KTF juga menggandeng Kemendesa PDTT untuk menghadirkan paviliun desa wisata.”
“Kami percaya, setiap desa punya potensi yang autentik. Desa wisata akan menjadi peluang baru destinasi unggulan yang dapat memberikan pengalaman berwisata yang berbeda dan berkesan bagi wisatawan,” tutur Budiman.
Bukan sekadar menikmati panorama, di desa wisata pengunjung dapat berinteraksi dengan warga dan mengenal budaya baru yang memperkaya wawasan. Langkah KTF 2022 untuk mengangkat desa wisata ini juga sejalan dengan agenda pemerintah untuk mengoptimalkan potensi desa dan membuat warga desa lebih berdaya.
“Peran desa wisata sangat penting dan relevan untuk memulihkan ekonomi desa
pascapandemi Covid-19, dengan menambah pemasukan bagi Badan Usaha Milik Desa. Ini sudah teruji dengan peningkatan ekonomi desa sejak awal 2022, yang memuncak pada Lebaran 2022. Karena relatif dengan dengan tempat tinggal warga kabupaten/kota serta
biayanya relatif murah, desa wisata juga berperan dalam memenuhi kebutuhan wisata warga setempat. Dalam konteks nasional maupun global, desa wisata terutama menarik wisatawan kepada alam desa, yang ketika dikembangkan pastilah diiringi dengan upaya menjaga kelestarian alam. Ini memberikan dampak positif bagi ekologi desa,” Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar menjelaskan.
Kementerian Desa PDTT membawa belasan desa wisata di KTF 2022, antara lain Desa Wisata Lubuak Gadang (Pasaman, Sumatera Barat), Tridadi (Sleman, DIY), Sembalun (Lombok Timur,NTB), Padang Panjang (Tabalong, Kalimantan Selatan), dan Buntu Buangin (Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan). Diterangkan Mendesa PDTT, seluruh desa wisata yang hadir dalam Kompas Travel Fair adalah yang paling diminati oleh wisatawan, yang ditunjukkan dengan jumlah like tertinggi pada aplikasi Desa Wisata Nusantara. Artinya, para wisatawan memandang atraksi wisata di desa-desa tersebut menarik dan dapat memberikan pengalaman yang berkesan.
Kemendes PDTT menyatakan dukungan penuhnya untuk penyelenggaraan KTF 2022, yang mengetengahkan salah satunya desa wisata sebagai unggulan. Hal ini akan mendekatkan desa wisata dengan wisatawan dan masyarakat yang lebih luas, memperkenalkan kesenian unik dari desa, dan menjadi ajang bagi pengelola BUM Desa untuk menjalin kerja sama dengan agen perjalanan.(Rk).