• Kam. Jun 12th, 2025

8MentariNews

Informasi Utama, Terkini dan Terpercaya

Ini Kata 2 Pakar Energi Terkait Pentingnya Migas di Indonesia

ByAdmin

Jun 5, 2025
0 0
Read Time:2 Minute, 19 Second

Jakarta | 8 Mentari News – Pemindahan impor migas (minyak dan gas bumi) merupakan kebijakan strategis yang dapat berdampak luas terhadap berbagai sektor dalam negeri. Kebijakan ini biasanya dilakukan dengan memindahkan pelaku atau lokasi impor dari satu entitas atau pelabuhan ke yang lain, dengan tujuan meningkatkan efisiensi logistik, pengawasan, atau penguatan infrastruktur nasional. Namun, di balik tujuan tersebut, terdapat sejumlah dampak yang perlu dicermati dari sisi ekonomi, sosial, dan operasional.

Melihat permasalahan tersebut di atas untuk itu Dewan Energi Mahasiswa Indonesia Proudly mengelar dialog interaktif dengan tema ; “Membedah Dampak Pemindahan Impor Migas Indonesia” , yang bertempat di Barocks Cafe & Restaurant, Jakarta, Rabu(04/06)

Dialog terkait Migas tersebut dipandu oleh Daffa Izaohar selaku Wakil Ketua Bidang Eksternal DEM Indonesia dengan dua pakar di bidang energi, yakni ; Capt. Marcellus (Hakeng) Jayawibawa selaku Ikatan Alumni Lemhannas Strategic Center dan Komaidi Notonegoro selaku Direktur Eksekutif ReforMiner Institute.

Dalam dialog tersebut Capt. Hakeng mengatakan bahwanya Negara Indonesia merupakan negara maritim yang terdiri dari 17.500 pulau.

“Kita tahu jika Negara kita Indonesia merupakan negara maritim dan jika kita ingin merubah negara kita menjadi lebih maju, maka kita harus merubah pola pikir kita karena kita terdiri dari 17.504 pulau” , ujar Capt. Hakeng

“Semua kebijakan, semua kajian dan semua pikiran yang terkait dengan kedaulatan energi,kedaulatan ekonomi dan kedaulatan pangan maka harusnya berpijak pada 17.504 pulau yang Indonesia miliki sehingga kita nanti bisa mengentuh dan menjangkau semuanya”, ujarnya menambahkan

Kita jangan hanya mencari kajian terkait kesuksesan negara lain seperti di Amerika, Rusia atau di China, dan perlu kita ketahui bahwa Indonesia negara yang berbeda dengan negara lain untuk itu kita harus membuat dengan pola dan cara kita sendiri, kata Capt. Hakeng

Kita Indonesia harus berangkat dari pola negara maritim dan semoga Indonesia bisa menjadi besar bersama dengan bangsa yang besar dengan potensi yang luar biasa yang kita miliki, ungkap Capt. Hakeng

Disisi lain, Komaidi mengatakan terkait kedekatan Migas dengan kehidupan masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari

“Migas ini sebenarnya dekat dengan kehidupan sehari-hari yang artinya kita bangun tidur nyalakan lampu itu perlu energi kemudian kita berangkat kerja dan kita sekolah perlu bensi, kita masak perlu gas elgi berarti semuanya memperlukan energy dan artinya Migas itu merupakan kehidupan kita sehari-hari”,ujar Komaidi

“Melihat hal tersebut kita harus mempunyai keperdulian dan kesadaran, jangan cuma kita merasa yang penting barangnya ada dan kurang peduli bagaimana cara mendapatkannya”, ujar komaidi menambahkan

Setidaknya kita harus tahu sedikit bagaimana kita mendapatkan energi tersebut sehingga jika nantinya ada perubahan dari kebijakan pemerintah kita tahu karena kita telah menjadi subjek kebijakan karena nanti semua dampaknya akan dirasakan oleh kita sebagai konsumen atau masyarakat, katanya

Masyarakat dan pemerintah harus bisa berpikir secara bersama permasalah energi ini dan jika ada kebijakan yang salah dari pemerintah pun dari masyarakat bisa sama mengingatkan karena ini untuk kepentingan kita bersama, tutur Komaidi

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %