JAKARTA | 8MentarNews – Dalam Memperingati Hari Lahir Pancasila yang jatuh pada hari Rabu (01/06/2022), MPR RI bekerjasama dengan Institut Filsafat Pancasila mengadakan Sarasehan Nasional tentang Pancasila, pada hari Kamis, (02/06/2022), Pukul. 09.00 wib sampai 12.00 wib, bertempat di Gedung Nusantara IV, Komplek MPR DPR RI, Senayan, Jakarta.
Tema yang diusung dalam acara ini, “Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara dan Relevansinya dalam Kehidupan Bersama”
Dalam sarasehan ini menghadirkan beberapa narasumber, antara lain, Dr. Ahmad Basarah (Ketua Badan Sosialisasi MPR RI/ Wakil Ketua MPR RI), H. Bambamg Soesatyo SE, MBA (Ketua MPR RI) yang didaulat sebagai Keynote Speaker, Prof.Dr. Magnis Suseno (Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara), Dr. Yudi Latief (mantan Ketua BPIP), Dr. Yoseph Umarhadi MSi, MA (Penulis Buku Hakikat Manusia Pancasila), Cinta Laura (Celebrity).
Sarasehan dipandu oleh moderator Dr. Andri F. Gultom, M.Phil (Peneliti pada Institut Pancasila). Dalam sarasehan tersebut diadakan juga Peluncuran Buku “Hakikat Manusia Pancasila” karya Dr. Yoseph Umarhadi, MSi, MA.
Acara terselenggara atas kerjasama Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia / MPR RI dengan Institut Filsafat Pancasila.
Acara dibuka dengan mempertunjukan alunan lagu-lagu bernafaskan nasionalisme dan kebangsaan Indonesia.
Dalam kata sambutannya, Dr. Ahmad Basarah mengatakan, “Kita bersyukur dapat mengadakan Sarasehan Pancasila. Alhamdulillah, acara ini terselenggara atas kerjasama MPR RI dan IFP. Harapan kita semua, Pancasila bukan sekedar falsafah, tapi juga menjadi norma dasar. Pancasila harus dikembangkan dalam kerangka konseptual, kooperatif dalam segala kehidupan. Tentunya semuanya dapat mewujudkan Indonesia yang religius, negara yang makmur dan berkebangsaan, ” ujarnya.
Acara dibuka secara simbolik dengan pemukulan gong sebagai tanda dimulainya acara sarasehan.
Ketua MPR RI, H. Bambamg Soesatyo SE, MBA memaparkan sebagai keynote speaker, “Kita seharusnya mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Rakyat sesungguhnya tidak hanya mendengar, tetapi melihat contoh dalam pelaksanaan Pancasila dalam kehidupan kita sehari-hari, ” ujar Bamsoet.
“Sesuai tema yang diusung, dengan adat, keyakinan dan budaya yang berbeda, Pancasila menjadi pemersatu bangsa. Kita harus menghargai kemajemukan bangsa. Kita bersyukur bangsa Indonesia memiliki indentitas yang kokoh. Dalam rumah besar Indonesia, kita hanya mengenal satu, satu Bangsa, Satu Nusa dan satu Bahasa, yaitu Indonesia. Identitas yang relevansi nya seiring kemajuan jaman menyongsong Indonesia seabad 2045.”
“Pokok-pokok haluan negara mengarahkan kita sebagai negara Indonesia yang sehat, berbangsa, adil dan makmur, ” pungkas Ketua MPR RI.
Acara Sarasehan dibuka oleh Moderator Dr. Andri F. Gultom, M.Phil. Moderator memperkenalkan diri para narasumber.
Prof.Dr. Magnis Suseno sebagai uru Besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara dalam pemaparannya mengatakan, “Dalam Pancasila, masyarakat Indonesia dilindungi oleh negara. Bangsa Indonesia yang berdemokrasi dan ber- Pancasila. Dari rakyat kecil hingga perkotaan harus dilindungi.”
“Ancaman yang paling serius bagi Pancasila adalah adanya usaha menggantikan idiologi dengan cara agamis. Hal itu bisa menjadi ancaman serius. Keagamaan yang benar secara hakiki bersifat moderat, tidak mau menghilangkan kebudayaan sosialnya. Para ekstrimis yang ingin mengganti Pancasila sebagai idiologi sudah salah kaprah. Penting Indonesia menjunjung tinggi toleransi dan perangi intoleransi. Jangan kita biarkan kewenangan yang bersifat intoleransi karena merupakan pelecehan terhadap Pancasila. Kita jangan lalai menjaga Pancasila,” ujar tokoh senior filsafat di Indonesia saat memaparkan materinya di Sarasehan tersebut.
Dr. Yoseph Umarhadi MSi, MA sebagai enulis Buku Hakikat Manusia Pancasila mengatakan, “Membumikan Pancasila sebagai kehidupan berbangsa dan bernegara, menjadi dasar moralitas bangsa. Kita mengajak semua warga negara RI menjiwai dan mengamalkan Pancasila.”
“Pancasila Material dan Pancasila Formal membutuhkan sosialisasi. Sifat manusia dalam kehidupan ber Pancasila didasari dari Perubahan-perubahan interaksi dan dinamika politik yang berkembang dari masa ke masa, ” sebagian paparan dari materinya.
Dr. Yudi Latief, mantan Ketua BPIP, mengatakan, “Kita harus merefleksi diri setiap memperingati kelahiran Pancasila. Bangsa kita kadang masih kurang memahami kebudayaan dan sejarah.”
“Indonesia harus mempertahankan warisan bangsa dan selalu berusaha untuk mencapai prestasi yang lebih baik dari negara-negara lain. Kemampuan tata kelola negara dari pemerintah (good goverment). Kesejahteraan dengan pembangunan ekonomi kesejahteraan juga menentukan kemajuan bangsa yang berdasarkan Pancasila. Perbaiki segala tata ruang bangsa Indonesia,” Pungkasnya.
Cinta Laura sebagai tamu dari kaum milenial dan celebrity Indonesia memaparkan materi sarasehan. “Pancasila yang dilihat secara abstrak memang sulit di mengerti. Kadang Pancasila diatasnamakan untuk kepentingan pribadi. Kami dari kalangan muda juga khawatir. Pancasila adalah sebuah idiologi negara yang harus dijunjung tinggi. Namun politisasi hal-hal negatif, sehingga nilai Pancasila terkikis, ” ujarnya.
“Sering kali hidup dalam kegelapan karena kebenaran tidak nyaman. Sebuah relita yang mengancam persekutuan. Rakyat kecil menjadi korban. Pancasila menegaskan dalam sila-silanya bahwa harus menghormati dan menghargai agama, kehidupan berbudaya dan menjadi kompas moral bangsa, ” jelasnya.
“Mari kita kesempatan anak muda Indonesia mempelajari budaya dan kebangsaan Indonesia, sehingga dapat saling menghormati hak-hak tiap warga negara Indonesia. Sehingga hal tersebut dapat membangun kemajuan bangsa Indonesia. Pancasila bisa mempengaruhi kehidupan berevolusi di dunia, ” ujar Cinta Laura membacakan materinya mengenai Pancasila yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan anak muda.
Sesi berikutnya dengan dibukanya ruang tanya jawab dan kemudian berakhir dengan ramah tamah. (JN/RK).