Jakarta | 8 Mentari News – Luka batin yang dipendam terlalu dalam bisa berubah menjadi amarah yang menghancurkan. Itulah yang diangkat dalam film horor terbaru berjudul Kitab Sijjin & Illiyyin, garapan sutradara Hadrah Daeng Ratu dan diproduksi Rapi Films bersama Sky Media, Rhaya Flicks, Legacy Pictures, dan Narasi Semesta. Menggambarkan transformasi seorang perempuan baik hati menjadi sosok penuh dendam hingga nekat menempuh jalan santet, film ini dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia mulai 17 Juli 2025.
Film ini terinspirasi dari dua kitab yang disebut dalam kepercayaan Islam, yaitu Sijjin yang mencatat amal buruk orang-orang durhaka, dan Illiyyin yang mencatat kebaikan orang-orang saleh. Lewat kisah fiksi penuh ketegangan, Kitab Sijjin & Illiyyin menyuguhkan bagaimana manusia bisa tergelincir ke sisi tergelap akibat rasa sakit yang tak tersalurkan.
Cerita berpusat pada Yuli (diperankan oleh Yunita Siregar), seorang perempuan yang awalnya dikenal baik dan tulus. Namun hidupnya hancur setelah ditinggal mati kedua orang tuanya, kehilangan tempat tinggal, dan diperlakukan semena-mena oleh keluarga Ambar (Djenar Maesa Ayu) yang menuduhnya sebagai anak selingkuhan. Yuli pun berubah. Dalam amarah dan kesedihan yang membuncah, ia mencari pertolongan pada seorang dukun untuk membalaskan dendam melalui santet yang mematikan.
Santet tersebut mengharuskan Yuli melakukan ritual mengerikan dalam waktu satu minggu: menuliskan nama-nama target ke dalam tubuh mayat yang baru meninggal. Teror mulai menghantui keluarga Ambar—Laras (Dinda Kanyadewi), Rudi (Tarra Budiman), Dean (Sulthan Hamonangan), dan Tika (Kawai Labiba)—hingga satu per satu anggota keluarga mengalami kejadian mengerikan yang mengancam nyawa. Dalam ketakutan yang memuncak, mereka akhirnya mencari perlindungan melalui rukiyah dan bantuan tokoh agama.
Yunita Siregar mengaku sempat ragu menerima peran Yuli karena karakternya begitu gelap dan bertolak belakang dengan citra protagonis yang biasa ia mainkan. “Jujur ini salah satu karakter paling berat yang pernah saya jalani. Dari awal saya ragu, karena Yuli itu antagonis. Tapi Bu Hadrah membuka ruang diskusi sehingga saya bisa membayangkan bagaimana Yuli harus dibentuk,” ujar Yunita saat konferensi pers di Epicentrum Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (9/7/2025).
Ia mengungkapkan proses mendalami karakter dilakukan dengan berbagai pendekatan, mulai dari jurnaling, menonton referensi film, hingga menggali kembali trauma-trauma emosi. “Saya percaya rasa sakit bisa membuat seseorang berubah drastis. Rasa sakit hati bisa melahirkan monster dalam diri manusia,” tambahnya.
Sementara itu, sutradara Hadrah Daeng Ratu menekankan bahwa film ini memiliki pendekatan sinematografi yang khas dan minim pergerakan, tapi mampu menciptakan atmosfer horor yang intens. “Tantangannya adalah membuat adegan-adegan terasa lokal tapi tetap ngilu. Banyak darah, tapi juga banyak makna. Ini horor yang dekat dengan sisi emosional kita sebagai manusia,” jelasnya.
Produser Eksekutif Rapi Films, Sunil G. Samtani, berharap Kitab Sijjin & Illiyyin bisa menjadi awal dari IP horor baru yang relevan dengan penonton Indonesia. “Kami ingin menyajikan sesuatu yang berbeda dan lebih membumi. Cerita dan karakternya kuat, dan kami yakin penonton akan merasakan sensasi horor yang segar sekaligus menggugah,” ujarnya.
Kitab Sijjin & Illiyyin akan mulai tayang serentak di seluruh jaringan bioskop tanah air pada 17 Juli 2025. Jangan lewatkan film ini bagi Anda pencinta horor lokal yang intens, emosional, dan penuh kejutan. Untuk informasi lebih lanjut, pantau terus kanal media sosial Rapi Films atau hubungi tim publisis resmi film ini.
