• Sab. Jul 26th, 2025

8MentariNews

Informasi Utama, Terkini dan Terpercaya

Youth Voices for Change (YVFC) Untuk Suarakan Hak dan Perlindungan Anak di Era Digital

ByAdmin

Jul 26, 2025
0 0
Read Time:1 Minute, 58 Second

Jakarta | 8 Mentari News – ECPAT Indonesia, lembaga yang berfokus pada perlindungan anak dari kekerasan dan eksploitasi seksual, kembali memperingati Hari Anak Nasional dengan semangat partisipasi anak yang lebih bermakna. Melalui perayaan ini, ECPAT Indonesia bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Komunikasi Digital, META, YouTube, Google, dan TikTok, menggandeng anak anak dan orang muda yang tergabung dalam Youth Voices for Change (YVFC) untuk menyuarakan hak dan perlindungan anak di era digital.

Hari Anak Nasional kali ini begitu spesial dan berbeda dari tahun tahun sebelumnya karena seluruh rangkaian acara, mulai dari ide, perencanaan, hingga pelaksanaan sepenuhnya dirancang, dibuat, dan ditujukan oleh anak dan untuk anak. Anak anak dan orang muda menegaskan bahwa perlindungan anak bukan hanya wacana, melainkan tuntutan dan aksi nyata melalui kampanye bersama untuk perlindungan anak, seperti yang disampaikan dalam komitmennya berikut :

(Kami, Youth Voices for Change, bersatu untuk memecah kebungkaman, menentang norma norma berbaha a dan memseruanekan dunia digital yang aman bagi setiap anak.

Tema perayaan tahun ini adalah “7 Scream for Our Dream”, sebuah seruan dari anak anak dan orang muda agar suara mereka didengar dan dihargai oleh para pemangku kepentingan di negeri ini. Tema ini lahir dari ekspresi anak dan orang muda yang menyuarakan harapan mereka, seperti :

“Suara kami tidak bisa dibungkam karena pikiran kami yang terus bertanya. Tidak hanya didengar, suara kami juga harus dihargai dan menjadi bagian dari solusi atas berbagai tantangan perlindungan anak di Indonesia, khususnya terkait kekerasan dan eksploitasi seksual di ranah daring.”

Isu yang diangkat secara khusus menyoroti perlindungan anak di ranah daring, terutama Online Child Sexual Exploitation Abuse (OCSEA). Isu ini dipilih karena sejalan dengan pengalaman nyata yang sering dialami anak dan orang muda, serta diperkuat oleh data global dan nasional. Berdasarkan laporan National Center for Missing and Exploited Children (NCMEC) tahun 2024, Indonesia tercatat menerima sebanyak 1,4 juta laporan terkait eksploitasi seksual anak di ranah daring. Sementara itu, data SIMFONI KEMENPPPA tahun 2025 menunjukkan terdapat 14.396 kasus kekerasan seksual di Indonesia, namun hanya sekitar 3096 dari total kasus tersebut yang dilanjutkan menjadi pengaduan. Angka ini menunjukkan bahwa suara dan perlindungan anak di ruang digital masih sangat mendesak untuk diperjuangkan secara serius.

Melalui momentum ini, kami mengajak seluruh elemen seperti pemerintah, masyarakat, lembaga pendidikan, sektor bisnis, media, serta keluarga untuk bersama sama mengakhiri ketidakadilan terhadap anak anak yang rentan dan menjadi korban OCSEA.

 

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan