Jakarta | 8 Mentari News – Hari Paskah atau Hari Peringatan Kebangkitan Tuhan Yesus diperingati oleh seluruh umat Kristiani, khususnya di Indonesia pada hari Minggu (17/05/2022). Perayaan Paskah menjadi pandangan untuk bangsa Indonesia untuk meneladani Kebangkitan Kristus untuk bangkit membangun negeri Indonesia.
Hal ini menjadi dasar tema perayaan Paskah yang diadakan oleh Forum Komunikasi Kristiani Jakarta (FKKJ). Acara Paskah Kristus 2022 dan Doa Pemilu 2024 diadakan pada hari Senin (18/04/2022), pukul. 11.00 wib, bertempat di Ballroom 1 JS Luwansa Hotel Lantai 1 jalan H.R.Said Kav. C-22, Kuningan Jakarta Selatan.
Acara yang diadakan dalam bentuk format diskusi mengundang beberapa narasumber antara lain, Prof. Gayus Lumbuun, Dr. John N Palinggi, Pdt. Gilbert Lumoindong, M. Th.
Acara di mulai dan dibuka oleh panitia penyelenggara yang dipimpin oleh Pdt. Dr. Ferry Haurissa. Setelah penyampaian prakata, acara dialog dimulai.
Dr. John N Palinggi sebagai narasumber pertama memaparkan mengenai makna Paskah. “Manusia harus menjadi garam manusia untuk sesamanya. Manusia harus punya belas Kasih dan juga harus berprestasi, karena orang berprestasi akan dihargai, ” paaprnya.
“Manusia hidup harus berbuah dan bekerja harus cerdas dengan prestasi yang bisa membuat kita sebagai orang Kristen menjadi besar, ” ujarnya.
Dalam kotbah singkat, Pdt. Gilberr Lumoindong mengatakan bahwa umat Kristen harus taat kepada pemerintah. “Nasib suatu bangsa bukan karena mayoritas maupun minoritas, nasib satu bangsa ditentukan oleh Doa orang benar, ” ungkapnya.
“Umat Kristen harus dapat mengusahakan kesejahteraan kota, tidak boleh menjadi beban dan kegaduhan. Kita harus menjadi pendoa bagi bangsa,” ujar pendeta Gilbert dalam penyampaian Firman Tuhan.
Sedangkan paparan materi oleh Prof. Gayus Lumbuun memberikan mengenai hubungan kebangsaan politik dengan kehidupan umat Kristiani. “Bencana konflik antara masyarakat dan perlu ada sanksi hukum yang harus diatur. Bagi saya, masyarakat Indonesia terutama umat Kristiani adalah masyarakat yang bisa bekerja sama dengan berbagai pihak, sehingga membangun persatuan dan kesatuan bangsa” ujarnya.
“Umat Kristiani harus responsif dengan pemerintah. Semenjak pembentukan NKRI, sesuai UUD 1945 pasal 37 menjadi dasar negara. Para tokoh agama Saya sarankan jangan masuk politik praktis, tapi hanya memotivasi umat agar berpolitik sesuai dengan kebenaran, ” ujar Gayus.
Setelah acara pemaparan materi oleh masing-masing narasumber, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Acara diakhiri dengan ramah tamah dan makan siang bersama bagi umat Kristiani yang hadir di acara ini.
Acara terselenggara didukung oleh API, IKA JAFRAY, STTBN, Sinode GSI, Pelbenus. ( ).