Jakarta | 8 Mentari News – Hebohnya pemberitaan mengenai pernyataan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan atau LBP mengenai “Big Data”, benarkah mengenai adanya upaya penundaan Pemilu yang diberitakan oleh dua media besar, atau hanya pelintiran berita saja?. Hal mengenai pemberitaan ketika acara podcast di chanel YouTube dari celeb Deddy Corbuzier dengan mengundang LBP. Dalam acara bincang-bincang tersebut, LBP mengatakan bahwa adanya “Big Data” dari masyarakat. Inilah yang menjadi bahan pemberitaan oleh dua media tersebut. Bahkan pemberitaan tersebut menjadikan pro dan kontra.
Oleh karena itu, untuk men-clear mengenai pemberitaan yang simpang siur tersebut, diperlukan penjelasan yang konkrit, apalagi di dunia jurnalistik Indonesia. Oleh karena itu, beberapa media mengadakan pertemuan untuk membahas yang katanya tentang pelintiran berita “Big Data” dari statemen LBP di acara bincang di acara podcast Deddy Corbuzier beberapa waktu yang lalu.
Hari Selasa (19/07/2022), pukul. 15.00 wib, bertempat di Warung Sadjoe, Saharjo Tebet, Jakarta Selatan, diadakan Nonton Bareng atau Nobar kembali acara channel YouTube #CLOSETHEDOOR Corbuzier Podcast Deddy Corbuzier bersama Luhut Binsar Pandjaitan. Acara tersebut untuk menguji perkataan LBP tentang “Big Data”, benarkah tentang Tunda Pemilu atau pelintiran media detik.com dan cnnindonesia.com?.
Hadir dalam acara tersebut sebagai narasumber, perwakilan Aksi Solidaritas Dukungan Independensi dan Tegakkan Kode Etik Jurnalistik Muhammad Natsir dan Pemerhati dan pengajar bidang Politik dari Universitas Kristen Indonesia (UKI) Fransiskus X Gian Tue Mali.
Acara dihadiri oleh beberapa wartawan media berita dan beberapa aktifis. Dimulai dengan menonton bareng kembali acara YouTube chanel Deddy Corbuzier tersebut. Selama 1 jam lebih para tamu yang hadir dalam acara tersebut menonton dan menyimak kembali video tersebut.
Setelah pemutaran video tersebut, diadakan acara bincang-bincang dan tanya jawab bersama narasumber yang hadir.
Pengamat dari Universitas Kristen Indonesia yang juga pengajar bidang Politik, Fransiskus X Gian Tue Mali mengatakan, “Saya pikir ini bagian dari upaya masyarakat dalam menyerap suatu informasi berita. Perlu diketahui, bahwa video ini justru secara general menerangkan bagaimana LBP mengajak semua elemen-elemen masyarakat yang pro dan kontra dengan pemerintah, agar mau bersama mengutamakan kemajuan dan persatuan bangsa, “pungkas nya.
“Kebijakan politik yang diambil oleh Presiden Jokowi menurut LBP dari video ini lebih menerangkan bahwa ada kebijakan yang memang perlu dijabarkan secara nyata. Dan juga hasil pendapat masyarakat luas mengenai pemerintah, kemukakan dan Jokowi menanggapinya dengan tenang dengan tetap menjalankan pemerintahan sesuai dengan konstitusi negara yang berlaku,” ujar Fransiskus.
Muhammad Natsir mengatakan, “Melalui acara Nobar ini, kita bisa mengklarifikasi pemberitaan yang sepertinya dipelintir oleh dua media tersebut. Sudah jelas pemberitaan tersebut tidak ada dalam acara podcast tersebut menyebutkan masyarakat melalui “big data” menunda Pemilu, hal tersebut tidak benar,” jelasnya.
“Sudah jelas kedua media tersebut sudah melanggar sesuai Undang-undang Pers No. 5 tahun 1999 mengenai hal koreksi untuk pemberitaan yang salah. Kami harapkan dalam hal pengambilan keputusan, Dewan Pers harus tegas dalam Keputusan untuk memberikan koreksi dalam pemberitaan yang dipelintir oleh dua media tersebut. Oleh karena itu perlu ketegasan agar di kemudian hari media pemberitaan tanah air menyajikan berita-berita yang sesuai dengan fakta, ” ujar Natsir. Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab. (RK).